Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Penggunaan Metode Problem Solving di Kelas V SDN 1
Cijeunjing.
a.
Hasil Belajar Siswa
Tes hasil belajar siswa tiap siklus dilaksanakan pada akhir
pembelajaran. Soal tes hasil belajar untuk setiap siklus berbentuk isian
berjumlah 5 soal masing-masing memiliki bobot 20. Rumus yang digunakan dalah mencari rata-rata.
Rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor tes hasil belajar dibagi
dengan banyak soal. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil belajar dalam tiap
siklusnya mengalami peningkatan,mulai dari siklus I sampai siklus II. Pada
siklus II seluruh siswa sudah mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70, Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode problem
solving pada pembelajaran IPS
tentang sejarah proklamasi Indonesia pada siswa Kelas V SDN 1 Cijeungjing terbukti
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.14
Rata-rata Nilai
Tes Hasil Belajar Tiap Siklus
No
|
Pre Tes
|
Siklus
|
Tes Akhir
|
1
|
52
|
I
|
56,8
|
2
|
II
|
78
|
Dari tabel 4.14
di atas dapat diketahui bahwa skor rata-rata tiap siklusnya mengalami
peningkatan untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk diagram berikut ini :
100
90 Keterangan
80 Pre
tes
70 Siklus
I
60 Siklus
II
50
40
30
20
10
Gambar 4.3
Diagram Skor Hasil Belajar Siswa Pre tes, Siklus
I, dan Siklus II
Pada
dasarnya kemampuan belajar (hasil belajar) dipengaruhi oleh interaksi dan
kondisi proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang dikelola dengan baik
salah satunya dengan penggunaan metode problem
solving akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehinnga
mendorong siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran, siswa tidak
pasif, pembelajaran tidak bersifat teacher
center pembelajaran tidak monoton melainkan dengan penggunaan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Jadi penggunaan metode problem solving dalam penelitian ini
dimaksudkan sebagai salah satu keterampilan mengajar yang diharapkan bisa
membantu siwa untuk lebih aktif lagi dalam belajar, mampu menyelesaikan setiap
permasalahan yang diberikan dalam materi pelajaran IPS.
Dari hasil analisis data yang yang telah disampaikan, terbukti bahwa penggunaan
metode problem solving dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Melihat dari kajian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang membahas
pokok bahasan sejarah proklamasi
Indonesia melalui penggunaan metode problem solving di Kelas V SD Negeri 1 Cijeunjing, serta
kajian dari berbagai teori yang mendukung pembahasan pokok bahasan ini maka
penulis menyimpulkan:
Perencanaan yang telah dibuat sebelum tindakan belum mengacu
pada prinsip-prinsip dalam kurikulum 2006, sehingga hasil yang dicapai belum
maksimal. Sedangkan perencanaan
yang dipersiapkan dalam tindakan meliputi mengkaji kurikulum 2006 sebagai acuan untuk menyusun RPP. Menentukan kompetensi
dasar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Sebagai penunjang kegiatan pembelajaran
ditetapkan menggunakan metode pembelajaran yang
tepat dan media gambar. Perencanaan yang disusun oleh peneliti sudah
mencapai kriteria keberhasilan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan secara signifikanpembelajaran pokok bahasan sejarah proklamasi
Indonesia dengan menggunakan metode problem
solving di Kelas V SDN 1 Cijeungjing
dapat dikatakan baik ditandai dengan adamya perbaikan serta peningkatan perencanaan dalam tiap siklusnya. Nilai
kinerja guru dalam membuat RPP
tiap siklusnya mengalami peningkatan siklus I mencapai skor 67,5, dan siklus II
mencapai skor 89.
Pelaksanaan pembelajaran yang dirancang sebelum tindakan
belum sesuai dengan metode yang tepat, terbukti proses pembelajaran serta
aktivitas siswa belum maksimal.
Pembelajaran tampak monoton dan
kurang melibatkan siswa secara aktif, sehingga suasana membosankan dan siswa
kurang bersemangat. Sedangkan Pelaksanaan pembelajaran yang dirancang pada tindakan sudah sesuai dengan
perencanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran yang tepat
serta media gambar tentang sejarah proklamasi Indonesia. Metode pembelajaran ini mendapat respon yang baik dari siswa. Hal ini terlihat
dari antusias mereka ketika mengikuti pelajaran, walaupun belum benar-benar
maksimal. Umumnya kinerja guru dituntut untuk benar-benar menguasai materi
serta karakteristik metode pembelajaran yang digunakan, agar tercipta
pembelajaran yang menghantarkan siswa untuk bisa menghubungkan kebermaknaan
setiap pelajaran yang dipelajarinya serta menggali dan menemukan pengetahuan
baru oleh dirinya siswa. Proses pembelajaran pada pokok bahasan
sejarah proklamasi Indonesia dengan
menggunakan metode problem solving di Kelas V SDN 1 Cijeungjing yang telah
dilaksanakan peneliti, dalam pelaksanaannya berjalan lancar, ada peningkatan
pada tiap siklusnya, tujuan pembelajaran dapat tercapai. Nilai kinerja guru
dalam pelaksanaan pembelajaran tiap siklusnya mengalami peningkatan siklus I
mencapai skor 72 dan siklus II mencapai skor 90.
Hasil belajar yang dicapai siswa kelas V SDN 1 Cijeungjing pada
pokok bahasan sejarah proklamasi Indonesia sebelum dilaksanakan tindakan belum
memuaskan, di mana hasil ulangan siswa masih di bawah rata-rata KKM yang telah
ditetapkan. Rendahnya hasil belajar
siswa ini sangat erat hubungannya dengan
ketidak berhasilannya proses pembelajaran yang dilaksanakan guru,
sehingga diperlukan upaya perubahan melalui tindakan yang mengacu pada metode
yang tepat. Maka setelah dilakukan tindakan
pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving mengalami peningkatan
tiap siklusnya di antaranya ,siklus I
mencapai rata-rata 56,8, dan siklus II mencapai
rata-rata 78. Hal ini dibuktikan dari hasil tes yang diperoleh tiap
siklus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari peningkatan nilai tes menunjukkan bahwa penggunaan
metode problem solving sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa di Kelas V SDN 1 Cijeungjing pada pokok bahasan sejarah proklamasi
Indonesia sehingga hasil belajar siswa telah mencapai KKM yang ditentukan.
Berdasarkan
hasil pengolahan dan analisis data serta kesimpulan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka pada kesempatan ini peneliti memberi saran berikut ini :
Bagi
guru sekolah dasar hendaknya membiasakan diri untuk menggunakan metode problem
solving dalam menyampaikan materi guna mencapai tujuan pembelajaran dan
pembelajaran tidak bersifat teacher
center.
Bagi SDN 1
Cijeungjing, penggunaan metode problem
solving hendaknya lebih diterapkan dalam
setiap pembelajaran.
Bagi
UPTD hendaknya mensosialisasikan
pentingnya penggunaan metode problem solving dalam setiap
pembelajaran guna mendukung kelancaran proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan guru dan meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa.
Anda sedang membaca artikel tentang Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Penggunaan Metode Problem Solving di Kelas V SDN 1 Cijeunjing.
dan anda bisa menemukan artikel Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui
Penggunaan Metode Problem Solving di Kelas V SDN 1 Cijeunjing. ini
dengan url http://belliacantika.blogspot.com/2014/09/peningkatan-hasil-belajar-siswa-melalui.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Penggunaan Metode Problem Solving di Kelas V SDN 1 Cijeunjing. ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.
0 komentar:
Posting Komentar