Home » » CONTOH PENGERTIAN HIPERAKTIVITAS MAKALAH PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF PADA USIA DINI-SD

CONTOH PENGERTIAN HIPERAKTIVITAS MAKALAH PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF PADA USIA DINI-SD



Pengertian Hiperaktivitas
Kata “hiperaktivitas” (hiperaktivity) digunakan untuk menyatakan suatu pola prilaku pada seseorang yang menunjukan sikap tidak mau diam, tidak menaruh perhatian dan implusif (semau gue). Anak-anak yang hiperaktif selalu bergerak. Mereka tidak mau diam bahkan dalam situasi-situasi, misalnya ketika sedang mengikuti pelajaran di kelas yang menuntut agar mereka bersikap tenang. Mereka tidak pernah merasakan asyiknya permaianan atau mainan yang umumnya disukai anak-anak lain seusia mereka, sebentar-sebentar mereka tergerak untuk beralih dari permainan atau mainan satu ke yang lain.
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa dalam Irawati Ismail (2009).
Dr. Seto Mulyadi dalam Irawati Ismail (2009) dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, Tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.
Hiperaktivitas juga mengacu ke tiadanya pengendalian diri, misalnya mengambil keputusan atau kesimpulan tanpa memikirkan akibat-akibat yang mungkin timbul, dan sering menyebabkan pelakunya terkena hukuman atau mengalami kecelakaan.
Hiperaktivitas tidak selalu harus dinyatakan sebagai penyakit. Kendatipun demikan, hiperaktivitas juga bisa merupakan gejala(symptom) yang menunjukkan adanya sesuatu yang salah dalam perkembangan anak anda. Kalau anak anda hampir sepanjang waktu tampak sangat hiperaktif, dalam situasi apapun yang dihadapinya maka gejala ini perlu diselidiki. Perangai demikian mungkin tetap ada untuk jangka waktu yang panjang dan cukup parah untuk mempengaruhi hubungannya dengan orang lain, kemampuan belajarnya, dan kebahagiaannya. Pola tingkah laku ini kadang-kadang disebut “sindrom hiperkinetik”. Umumnya sindrom hiperkinetik  menyebabkan seorang anak tidak bisa menjadi dewasa. Anak seperti ini tidak dapat mengembangkan pengendalian dirinya dengan laju yang sama seperti pada anak-anak lain yang seusia.
            Di banyak negara penyebab pola prilaku ini berbeda-beda, baik secara fisik maupun psikologik, ada yang turunan, ada pula karena pengaruh lingkungan. Di hampir seantaro dunia, hiperaktivitas dipandang sebagai suatu risiko terhadap perkembangan psikologik, dan karena itu tidak mengherankan bila banyak orang yang mencemaskannya dan berusaha membantu memecahkannya.
            Hiperaktivitas yang diderita oleh anak-anak hiperaktif biasanya tidak dalam tingkat yang sama. Hiperaktivitas mereka biasanya menurun sampai saat mereka beranjak remaja. Yang lebih menghawatirkan adalah bahwa mereka cenderung mengalami kegagalan di sekolah, yang bisa menyebabkan sangat buruknya penilaian terhadap diri mereka sendiri, dan mereka cenderung menghukum diri atau membalas dendam dengan merusak hubungan antara mereka dengan orang-orang yang paling dekat.
            ADHD diderita oleh sekitar 2-11 % anak usia sekolah seluruh dunia (Zametkin & Ernst,-1999) & sampai 3-4 % terdapat di AS (Bloom & Tonthat,2000) ;USDHHS,1999c ), walaupun beberapa riset menyatakan penyebaran tidak dapat diperkirakan (Rowlan et all,2002). Gangguan tersebut ditandai dengan beerkesinambungannya ketidak mampuan memperhatikan, tingkat ketertarikan terhadap gangguan (distractibility), impulsivitas,toleransi yang rendah terhadap frustasi dan banyak aktivitas yang dilakukan pada waktu dan tempat yang salah seperti di ruang kelas (APA,1994). Anak laki-laki memiliki kecendrungan empat kali lipat lebih besar daripada anak perempuan (Barkley,1998b;USDHHS,1999c;Zametkin & Ernst,1999)

0 komentar:

Posting Komentar